Tradisi Sunat Dari Zaman Nabi

Tradisi sunat sudah ada sejak dulu dan menjadi tradisi yang turun temurun dalam masyarakat kita. Selain itu, sunat atau khitan memang merupakan salah satu kewajiban dalam agama Islam, terutama untuk laki-laki. Para ulama telah sepakat bahwa sunat bagi laki-laki itu hukumnya adalah wajib , sedangkan untuk perempuan hukumnya adalah sunah.

Nabi Muhammad SAW bersabda,”Lima fitrah yang harus dilakukan menurut ajaran Islam yaitu sunat atau berkhitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu halus di ketiak, memotong kuku dan mencukur kumis.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di kalangan orang Islam, sunat adalah hal lazim yang hukumnya wajib, namun ternyata ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa ternyata sunat bukan hanya ada di ajaran agama Islam. Sejumlah literatur juga mengungkapkan bahwa sunat sudah ada sejak zaman Nabi Adam as.

Melansir republika.co.id, Nabi Adam as adalah manusia pertama yang melakukan sunat setelah beliau bertaubat atas segala dosa yang telah ia lakukan karena melanggar larangan Allah SWT. (Injil Barnabas)

Ada pula catatan sejarah yang mencatat bahwa sunat pertama kali yaitu di Mesir sekitar tahun 2400M. Hal ini bisa terlihat dari adanya gambar di makam kuno Saqqara. Gambar-gambar tersebut seolah menjelaskan adanya tindakan medis penyunatan.

Sunat Menurut Ajaran Islam

Pandangan tentang sunat yang paling populer adalah sunat dilakukan pertama kali oleh Nabi Ibrahim as.

Surah Al-Baqarah ayat 124 menerangkan:

“Dan (ingatlah) ketika Allah SWT memberikan ujian berupa perintah dan larangan kepada Nabi Ibrahim as, lalu Ibrahim mentaatinya. Allah SWT kemudian berfirman bahwa akan menjadikan Ibrahim sebagai imam bagi umat manusia. Ibrahim berkata,” Dan mohonkan juga dari para keturunanku, Allah berfirman,” Janjiku ini tidak mengenal orang-orang yang dzalim.” (QS.Al-Baqarah:12)

Berdasarkan pandangan para ulama, perintah dan larangan tersebut adalah tentang sunat. Dari ayat tersebut, sunat menjadi perintah wajib bagi seluruh umat Nabi Muhammad SAW.

Perintah tentang sunat juga tertuang dalam surah An-Nahl ayat 123 yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk mengikuti agama Ibrahim as karena beliau bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah SWT.

Rasulullah SAW juga bersabda,” Ibrahim as melakukan sunat setelah berumur 80 tahun menggunakan kapak.” (HR Bukhari)

Tradisi Sunat Berabad-abad yang Lalu

Mengutip republika.co.id, tradisi sunat sudah ada sejak tahun 3500 SM pada masa Babilonia dan Sumeria Kuno. Hal ini diketahui dari adanya prasasti yang berasal dari bangsa Bangsa Babilonia dan Sumeria Kuno yang menggambarkan tentang praktik sunat pada peradaban tersebut.

Tak hanya itu, pada peradaban Mesir Kuno sekitar tahun 2200 SM, ditemukan prasasti di makan Tutankhamun, seorang Raja Mesir yang juga menjelaskan tentang praktik sunat di kalangan raja Firaun. Dalam prasasti tersebut menggambarkan cara menghilangkan rasa sakit setelah sunat dengan menggunakan balsam. Tujuan sunat pada masa itu juga untuk kesehatan.

Selain itu, dalam beberapa ayat di kitab suci Injil, menjelaskan manfaat sunat yang sangat baik untuk kesehatan. Dalam Injil Barnabas mengungkapkan bahwa Tuhan Yesus juga melakukan sunat dan memerintahkan umatnya untuk sunat, namun hingga kini masih banyak penganut agama ini tidak melaksanakan perintah sunat.

Sunat masih dilakukan sampai sekarang dengan cara yang berbeda. Masyarakat kita sudah melakukan sunat berabad-abad lamanya sebagai bagian dari tradisi yang turun temurun. Selain karena keyakinan agama, sunat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah kita dari terkena berbagai risiko penyakit berbahaya.

Picture of admin

admin

Leave a Replay

Artikel dan Berita Lainnya

Popup - Potongan Harga 600k