Apakah sunat sakit? Pasti banyak pertanyaan terkait hal ini baik dari anak-anak maupun para bunda, iya kan? Kok ayah enggak nanya? karena pastinya ayah sudah pernah merasakannya walaupun sudah lama sekali.
Kalau begitu harusnya para ayah tahu dong apakah sunat sakit? Jawabannya pasti beragam, ada yang bilang sudah lupa karena sudah lama sekali. ada juga yang bilang sakit, dan ada juga yang bilang tidak sakit. Jadi, sebenarnya apakah sunat sakit? Ini dia jawabannya!
Eits, tapi sebelum membahas apa sunat itu sakit, ketahui lebih dulu apa itu sunat, apa manfaatnya dan bagaimana prosedurnya.
Apa Itu Sunat dan Manfaatnya?
Sunat atau khitan adalah tindakan untuk melepas kulit yang menutupi ujung penis. Pada beberapa negara tindakan sunat atau sirkumsisi dilakukan setelah bayi lahir. Sedangkan di Indonesia, umumnya, tindakan sunat dilakukan saat masa anak-anak usia 5-7 tahun.
Dalam beberapa studi, manfaat sunat bagi kesehatan cukup beragam, misalnya membantu mengurangi risiko terjadinya beberapa penyakit berikut, seperti:
a. Infeksi saluran kemih,
b. Penyakit kanker penis,
c. Penyakit menular seksual, termasuk HIV/ AIDS.
Melansir dari Mayo Clinic (2021), infeksi saluran urin atau Urinary Tract Infection (UTI) bisa terjadi pada anak laki-laki yang tidak sunat. Dalam kondisi yang cukup serius UTI bisa menyebabkan gangguan pada ginjal.
Selanjutnya dari Healthline (2020), kemungkinan penyakit kanker penis lebih sedikit pada pria yang sudah sunat. Biarpun cukup jarang, penyakit kanker penis lebih banyak terjadi pada pria yang tidak sunat. Hingga saat ini sunat merupakan salah satu tindakan medis yang cukup efektif untuk menekan terjadinya penyakit menular seksual. -Dengan melakukan sunat, kondisi penis akan lebih bersih dan terjaga.
Apakah sunat sakit?
Apakah sunat itu sakit? jika zaman dulu, jawabannya ya. Mengapa? karena dulu sebelum sunat, saat proses anestesi masih menggunakan jarum suntik atau bahkan ada yang tidak menggunakan obat bius. Proses inilah yang tak jarang membuat anak-anak zaman dulu ketakutan.
Namun, kini orangtua tak perlu khawatir dengan hadirnya teknologi needle free injection, pemberian anestesi tak lagi menggunakan jarum suntik. Namun menggunakan alat bernama comfort in. Selain tak ada jarum suntik, obat akan lebih cepat meresap dan tentunya membantu menghindari risiko trauma pada anak.
Proses sunat
Sunat pada anak-anak biasanya memakan waktu 10-30 menit, bergantung pada metode yang digunakan. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dalam dunia medis, metode sunat mengalami banyak perkembangan sehingga waktu sunat bisa cepat. Misalnya dengan metode sunat klem yang hanya membutuhkan waktu 5-7 menit menit. Dokter akan memberikan anestesi lokal sebelum melakukan proses sunat sehingga selama proses sunat anak tidak merasakan sakit atau nyeri.
Baca Juga: Mengenal Mahdian Klem, Metode Sunat Tanpa Jahitan Dan Perban
Setelah sunat pada anak-anak
Setelah tindakan sunat orangtua perlu membantu anak melakukan perawatan pascasunat untuk menghindari beberapa komplikasi, seperti:
- Pendarahan secara terus-menerus,
- Anak mengalami kesulitan buang air kecil setelah tindakan sunat,
- Bengkak dan merah pada penis tidak hilang dalam waktu 3-5 hari setelah sunat,
- Keluarnya nanah atau cairan kuning dari penis setelah tindakan sunat,
- Anak mengalami panas yang cukup tinggi,
- Alat plastibell tidak bisa lepas setelah 1 minggu tindakan sunat.
Jika beberapa gejala di atas terjadi pada anak setelah tindakan sunat, maka orang tua harus segera mengajak anak untuk memeriksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.
Baca Juga: BERAPA LAMA LUKA SUNAT TIDAK BOLEH KENA AIR? INI JAWABANNYA!