Fimosis Anak – Beberapa waktu lalu, pasangan selebriti Dinda Hauw dan Rey Mbayang mengaku jika kedua anaknya (Shaka dan Kaba) mengalami fimosis. Oleh sebab itu, keduanya memilih menyunatkan anak-anaknya di usia dini. Keputusan Dinda Hauw dan sang suami ini pun tak terhindarkan dari komentar para netizen.
“Kasian bayi2 disunat,” begitu tulis seorang netizen melalui akun media sosial istri Rey Mbayang ini.
Terkait hal tersebut, akhirnya ibu dari Shaka dan Kaba pun angkat bicara. Ia membeberkan sang anak harus sunat meski usianya balita.
“Banyak yang tanya, ‘kenapa masih bayi disunat ?’ Justru sebaiknya itu ketika masih bayi.. apalagi buat anak yang Fimosis,” jawabnya.
Baca Juga: Fimosis, Kelainan Penis Pada Bayi Yang Harus Diwaspadai
Fimosis Anak Dinda Hauw dan Rey Mbayang
Lebih lanjut, ia menegaskan jika kedua anak lelakinya memiliki kemungkinan alami fimosis. Menurutnya, kedua anaknya (Shaka dan Kaba) ada kecenderungan mengalami fimosis 60-70%. Jika tidak segera sunat, khawatir akan ada kotoran yang menumpuk. Hal ini kemudian, akan membuat kedua anaknya, kesulitan berkemih dan bisa berisiko alami infeksi saluran kemih (ISK).
“Lebih kasihan ketika anak-anak nantinya malah kesulitan buang air kecil dan mengalami penyakit,”ujarnya.
Apa Itu Fimosis?
Fimosis anak adalah hal yang cukup sering membuat orangtua khawatir. Padahal, jika mempelajari lebih lanjut, fimosis sangat wajar terjadi.
Fimosis adalah kondisi ketika kulup atau kulit kepala penis bayi tidak bisa untuk menariknya kembali karena menempel. Sebenarnya kondisi sangat wajar pada bayi dan anak-anak yang belum sunat.
Pada kondisi normal,seiring bertambahnya usia, kulit kepala penis akan lepas sendiri dari kepala penis. Selama tidak ada keluhan dari bayi atau anak, maka tidak perlu panik. Kondisi ini akan perlahan hilang sampai anak menginjak usia pubertas.
Namun, tidak jarang menempelnya kulit kepala penis ini menempel dan akan mengakibatkan gangguan kesehatan bagi anak jika tidak mendapatkan penanganan dengan cara yang benar. Waspadai jika kondisi ini juga menyebabkan pembengkakan penis, susah kencing, nyeri, hingga kemerahan.
Fimosis bisa ditangani dengan melakukan sunat atau sirkumsisi. Melalui sunat, dapat melepaskan perlekatan di kulit penis.