Mantri sunat, dokter dan tukang sunat memiliki kesamaan yaitu, sama-sama melakukan tindakan sunat. Di Indonesia sendiri ketiganya merupakan profesi yang tidak lagi asing. Kendati demikian, pada dasarnya terdapat beberapa perbedaan yang mencolok antara mantri sunat, dokter dan tukang sunat.
Sunat atau dalam istilah medisnya sirkumsisi merupakan proses pelepasan kulup atau kulit yang menyelubungi ujung penis. Tindakan ini tidak memiliki batasan usia, mulai dari bayi, anak-anak hingga dewasa bisa melakukannya.
Di Indonesia, proses ini umumnya dilakukan saat anaklaki-laki berusia 6–10 tahun. Semakin tua usianya (pria dewasa) maka akan semakin bertambah juga risiko, tingkat kerumitan, dan lama proses penyembuhannya. Oleh karena itu, tindakan ini tidak bisa sembarangan dan yang harus melakukannya adalah orang yang berkompetensi dan berpengalaman.
Perbedaan Mantri Sunat, Dokter dan Tukang Sunat
Di Indonesia penyebutan untuk orang yang melakukan tindakan sunat terbagi menjadi tiga, yakni mantri sunat, dokter dan tukang sunat. Meskipun ketiganya sama-sama merupakan ‘operator sunat’ namun dalam hal profesi dan kompetensi ketiganya memiliki perbedaan.
Mantri sunat adalah seorang perawat pembantu atau asisten dokter sedangkan tukang sunat merupakan seseorang yang melakukan tindakan sunat secara tradisional. Biasanya, tukang sunat tidak memiliki ijazah dan sertifikasi resmi serta kelengkapan-kelengkapan alat-alat yang sudah sesuai dengan standarisasi medis.
Lalu bagaimana dengan istilah dokter sunat? Dalam keilmuan kedokteran di Indonesia, istilah dokter sunat secara resmi sebetulnya tidak ada. Istilah ini muncul karena ada klinik yang mendedikasikan untuk pelayanan khitan khusus tanpa memberikan pelayanan jasa kesehatan selain tidakan atau perawatan khitan. Secara kompetensi medis, dokter sunat masuk dalam kompetensi dokter umum. Sunat merupakan tindakan bedah minor yang di kuasai dokter-dokter umum di Indonesia. Selain dokter umum, sunat juga bisa dilakukan oleh dokter spesialis bedah.
Baca Juga: Siapa Sih Dokter Sunat Itu?
Jika berbicara tentang kompetensi, khitan atau sunat merupakan tindakan medis yang berhak melakukannya adalah dokter.
Metode Sunat di Indonesia
Metode sunat di Indonesia cukup beragam, mulai dari yang tradisional dengan bambu, konvensional dengan gunting atau pisau bedah dan modern dengan klem atau laser.
Saat ini di Indonesia sendiri masyarakat lebih banyak memilih metode sunat modern dengan klem atau laser karena lebih minim risiko dan nyaman. Kendati demikian, baik klem ataupun laser sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Nah, untuk informasi metode sunat mana yang ingin digunakan, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu juga bisa melihat testimoni pasien yang sudah menggunakan metode tersebut.
Baca Juga: MEMILIH JENIS SUNAT MODERN UNTUK ANAK