Masih banyak sekali pertentangan terhadap cara sunat bayi perempuan, khususnya di masyarakat kita. Namun, hingga kini praktik sunat perempuan masih dilakukan dengan cara yang sesuai dan tidak merusak alat kelamin perempuan. Umumnya, sunat hanya untuk anak laki-laki, tetapi bisa juga pada anak perempuan. Lalu, bagaimana prosedur untuk sunat perempuan itu sendiri?
Mengutip dari Depkes.go.id (16/3/2011), Permenkes No.1636/Menkes/Per/XI/2010 berisi tentang aturan sunat perempuan. Aturan ini bertujuan untuk melindungi para perempuan dari praktik sunat yang tidak sesuai dan ilegal yang bisa membahayakan jiwa ataupun sistem reproduksi perempuan.
Dalam ketentuan tersebut menyebutkan bahwa praktik sunat perempuan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih seperti dokter, perawat atau bidan yang telah memiliki izin kerja. Dan sebaiknya tenaga medis tersebut juga berjenis kelamin perempuan. Sunat perempuan hanya boleh menggores sedikit bagian depan kulit yang menutupi klitoris atau istilah medisnya yaitu frenulum klitoris.
Cara Sunat Bayi Perempuan
Sunat sebaiknya saat bayi perempuan baru lahir. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi trauma pada masa kecilnya. Jika ia beranjak dewasa maka kemungkinan besar akan lebih merasakan sakit saat tindakan sunat dan menimbulkan trauma.
Sunat bayi perempuan yaitu hanya boleh menggores sedikit bagian depan kulit yang menutupi klitoris atau istilah medisnya yaitu frenulum klitoris. Sebaiknya dokter tidak melakukan katerisasi atau membakar klitoris (bagian yang paling sensitif terhadap rangsangan dalam artian seksual). Selain itu, dokter sunat juga sebaiknya tidak merusak atau memotong seluruh klitoris karena bisa berdampak di kemudian hari.
Ada beberapa bagian juga yang sebaiknya tidak dilukai saat menyunat bayi perempuan, yaitu bibir dalam atau labia minora, bibir luar atau labia mayora, dan selaput dara.
Manfaat Sunat Bayi Perempuan
Menurut Majelis Ulama Indonesia, sunat dalam perspektif Islam adalah hal yang makrumah, boleh dan tidak wajib serta bisa memberikan kemuliaan bagi perempuan.
Sementara itu, dari segi medis pada kondisi khusus memang ada selaput atau prepusium yang menutupi klitoris pada alat kelamin bayi perempuan. Dokter akan menyayat atau menggores selaput yang ada pada kelamin perempuan ini. Manfaatnya adalah untuk menjaga kebersihan kelamin perempuan. Namun, memang belum ada bukti medis yang nyata untuk manfaat sunat perempuan ini.
Sunat bayi memang memiliki risiko yang mungkin bisa berdampak pada masa depan anak perempuan. Namun, tindakan sunat memang harus dengan cara yang tepat oleh dokter sunat berpengalaman. Nah, semua kembali lagi pada keputusan Ayah Bunda apakah ingin menyunat bayi perempuannya atau tidak. Sebaiknya pertimbangkan hal ini dengan matang dan berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter tentang kondisi bayi perempuannya.