Obesitas dan gemuk ternyata merupakan dua kondisi yang berbeda, siapa yang sudah tahu? Pasti Ayah dan Bunda masih ada yang belum tahu tentang fakta menarik satu ini, bukan? Orang gemuk belum tentu mengalami obesitas tapi mereka yang obesitas sudah pasti gemuk. Obesitas bersifat lebih parah daripada kegemukan. Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa anak mengalami obesitas?
Dalam menentukan apakah seseorang mengalami obesitas atau bukan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menetapkan standar pengukuran berat badan manusia atau Body Mass Index (BMI). Penghitungan BMI dilakukan dengan menggunakan rumus tertentu, yaitu:
BMI = berat badan (kg) / (tinggi (m) x tinggi (m))
Contoh, jika kamu memiliki bobot 65 kg dan tinggi 170 meter, kamu akan menghitungnya dengan rumus 65/ (1,70 x 1,70) = 22,29.
Apabila hasilnya BMI lebih besar dari 25 sudah dalam kategori overweight, 30 atau lebih termasuk ke dalam obesitas, dan pada 40 ke atas merupakan tingkat obesitas yang serius. Namun, jangan terlalu mengandalkan hasil perhitungan BMI. Agar lebih pasti, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Kategori Berat Badan
- <18,5 termasuk kategori kurus atau kurang berat badan.
- 18,5 hingga <25 termasuk kategori normal.
- 25 hingga <30 berada pada kategori berat badan berlebih atau gemuk.
- >30 termasuk kategori obesitas.
Kemudian masih terbagi menjadi beberapa bagian, yakni kelas:
- 1: indeks massa tubuh antara 30 hingga <35
- 2: indeks massa tubuh antara 35 hingga <40
- 3; indeks massa tubuh di atas angka 40. Termasuk ekstrem atau parah.
Pengukuran yang menghasilkan gemuk dan obesitas biasanya menggunakan BMI. Cara ini merupakan salah satu alat skrining untuk mendeteksi status gizi. Tetapi tidak dapat mengetahui total jumlah lemak dalam tubuh atau menyatakan status kesehatan seseorang.
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak memiliki metode pengukuran yang berbeda. Berat badan dan tinggi badannya lalu hasil pengukuran akan di konversikan ke dalam nilai terstandar yang di sebut Zscore. WHO pada tahun 2005 menerbitkan angka baku untuk menginterpretasikan nilai Zscore ini.
Bahaya Obesitas?
Secara keseluruhan, baik gemuk maupun obesitas sama-sama memberikan efek buruk bagi kesehatan Anda, karena keduanya merupakan penanda bahwa Anda mengalami kelebihan lemak. Tetapi jika menghubungkan dengan banyaknya kadar lemak dalam tubuh, maka obesitas sudah pasti lebih berbahaya daripada kegemukan karena lebih tingginya kadar lemak dalam tubuh.
Namun coba perhatikan di mana lemak Anda tersimpan. Meskipun Anda belum termasuk obesitas, tetapi jika lemak Anda banyak terdapat pada perut, maka risiko Anda menderita berbagai jenis penyakit degeneratif menjadi lebih besar. Lemak perut lebih berbahaya jika dibandingkan dengan lemak yang terdapat pada pinggul atau bagian tubuh lainnya.
Anak gemuk seringkali di anggap sehat, gizinya tercukupi. Sementara anak yang kurus seringkali di anggap kurang gizi dan tidak sehat. Padahal, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Anak gemuk dengan berat badan berlebih tidak selalu sehat bahkan berisiko mengganggu kesehatan.
Kebanyakan orang menganggap tak masalah jika anak mengalami kegemukan, toh nanti setelah dewasa akan berubah. Benarkah begitu? Kondisi anak sekarang ini akan menentukan seperti apa ketika ia dewasa.
Baca Juga: BUNDA JANGAN KHAWATIR DOKTER MENOLAK SUNAT UNTUK ANAK GEMUK
Dapat Bertahan Hingga Remaja
Sebuah penelitian yang termuat di New England Journal of Medicine, menemukan mayoritas anak usia 5 tahun yang tergolong kurus, ideal, dan anak gemuk, kondisi tersebut tetap akan bertahan hingga usianya 15 sampai 18 tahun. Jadi, kemungkinan anak dengan berat badan berlebih atau obesitas kondisinya akan bertahan hingga usia tersebut, begitu juga jika ia kurus atau ideal.
Penyebabnya
Menurut beberapa ahli, kegemukan pada usia dewasa biasanya merupakan kelanjutan dari kegemukan saat usia dini. Kegemukan dan obesitas pada anak yang berlanjut ke usia dewasa ini merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit.
Dalam sebuah penelitian, menyebutkan bahwa berat badan anak saat lahir merupakan salah satu faktor risiko yang memengaruhi berat badan saat anak remaja nanti. Kurang lebih 44% anak yang lahir dengan berat badan besar/ berlebih cenderung mengalami kelebihan berat badan atau obesitas saat remaja.
Selain itu, faktor genetik dari berat badan ibu dan ayah serta pola makan anak yang kurang teratur, juga menjadi faktor penyebab obesitas pada anak.
Mencegah Obesitas Pada Anak
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegahnya, yaitu:
- Memberikan ASI eksklusif
- Perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan gizi seimbang
- Batasi konsumsi fast food
- Perhatikan apa saja makanan anak di luar rumah.
- Ajak anak dan anggota keluarga lainnya untuk rutin berolahraga, setidaknya sekali dalam seminggu, minimal 30 menit.
- Terapkan pola hidup sehat untuk seluruh anggota keluarga
Baca Juga: Cara Atur Pola Makan Sehat