Bayi sering kali tidak bisa lepas dari kegiatan yang melibatkan air, mulai dari mandi, bermain di bak mandi, hingga secara tidak sengaja terpapar air kotor saat bermain di luar. Di sinilah kebersihan area alat vital bayi menjadi sangat penting. Sunat ternyata bisa menjadi solusi untuk mengurangi risiko infeksi di area sensitif ini. Tanpa kulup yang menahan kotoran, risiko infeksi akibat paparan air kotor pun jauh lebih rendah.
Mengapa Kulup Bisa Menjadi Pemicu Infeksi?
Pada bayi yang belum disunat, kulup dapat menjadi tempat bersarangnya bakteri, kotoran, atau sisa air yang sulit dibersihkan. Kondisi ini bisa memicu pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan infeksi. Saat bayi terpapar air kotor—misalnya, saat mandi di kolam yang kurang bersih atau terkena air hujan—air bisa terserap dan terjebak di bawah kulup, menciptakan lingkungan lembap dan ideal bagi bakteri untuk berkembang.
Bayi belum memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya dengan sempurna, dan inilah yang membuat area tertutup seperti kulup lebih rentan terhadap infeksi. Sunat membantu menghilangkan risiko tersebut dengan mengurangi area di mana kotoran bisa tertahan.
Kebersihan Lebih Mudah Dijaga Setelah Sunat
Sunat memungkinkan orang tua untuk lebih mudah menjaga kebersihan area genital bayi. Setelah disunat, tidak ada lagi lipatan kulit yang menyulitkan pembersihan. Artinya, setiap kali bayi terpapar air atau kotoran, orang tua bisa langsung membersihkan area tersebut dengan lebih efisien. Ini sangat penting, terutama bagi bayi yang suka bermain di tempat-tempat yang berpotensi kotor, seperti kolam renang umum atau taman bermain.
Selain itu, tanpa kulup, risiko lembap berkurang secara signifikan. Area alat vital bayi akan lebih cepat kering setelah mandi atau setelah terpapar air, mengurangi kemungkinan bakteri berkembang biak di sana.
Mencegah Penyakit Kulit dan Infeksi Saluran Kemih
Penumpukan kotoran di bawah kulup tidak hanya menimbulkan infeksi ringan seperti iritasi, tapi juga bisa memicu infeksi saluran kemih (ISK). Penelitian menunjukkan bahwa bayi laki-laki yang disunat memiliki risiko lebih rendah terkena ISK dibandingkan yang tidak disunat. Dengan mencegah penumpukan bakteri dan kotoran, sunat membantu melindungi kesehatan saluran kemih si kecil dalam jangka panjang.
Tak hanya itu, iritasi kulit yang sering muncul akibat paparan air yang tidak bersih juga bisa dihindari. Kulit yang teriritasi rentan terhadap luka dan infeksi, namun dengan sunat, risiko ini menjadi lebih kecil.
Baca juga: Sunat di Rumah Sebagai Terobosan Sunat Modern
Sunat Sebagai Langkah Pencegahan Sejak Dini
Bagi orang tua yang ingin memberikan perlindungan ekstra pada anaknya, sunat bisa menjadi langkah bijak. Selain memberikan manfaat kesehatan langsung, sunat juga memudahkan proses perawatan jangka panjang. Tak perlu lagi khawatir tentang kebersihan alat vital bayi setiap kali ia terkena air atau bermain di tempat yang kotor.
Langkah ini bukan hanya berfungsi sebagai pencegahan infeksi, tapi juga memberikan ketenangan pikiran bagi orang tua. Bayi bisa bermain lebih bebas tanpa risiko kesehatan yang berlebihan, dan orang tua tidak perlu waswas setiap kali anak terpapar air.
Tips Merawat Bayi Setelah Sunat
Setelah sunat, perawatan yang tepat sangat penting untuk memastikan proses pemulihan berjalan lancar. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Jaga area tetap bersih dan kering. Setelah bayi mandi atau terkena air, pastikan area alat vitalnya segera dikeringkan dengan lembut.
- Gunakan pakaian longgar. Ini akan membantu mengurangi gesekan dan membuat bayi lebih nyaman.
- Perhatikan tanda infeksi. Jika terlihat kemerahan berlebihan, bengkak, atau bayi tampak rewel karena sakit, segera konsultasikan dengan dokter.
- Hindari pemakaian sabun atau produk keras. Selama masa pemulihan, gunakan air hangat biasa untuk membersihkan area genital.
Baca juga: Sunat Anak Sejak Dini Punya Banyak Manfaat