MKPlus / MK Plus untuk sunat usia berapa ? Banyak yang menanyakan hal ini untuk batas usia MKPlus. Metode MK Plus merupakan pengembangan dari metode Mahdian Klem, yang mana usia sunat untuk metode mahdian klem antara 0 – 14 Tahun. Untuk MK Plus tidak jauh dari metode Mahdian Klem yaitu 1-14 Tahun. Untuk usia 0 – 1 Tahun tetap disarankan menggunakan metode Mahdian Klem. Bila ingin menggunakan MK Plus diusia tersebut maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Untuk usia diatas 14 tahun dapat menggunakan metode Gun Stapler.
SUNAT SECARA UMUM
Sunat adalah suatu tindakan pengangkatan kulit yang menutupi kepala penis. Salah satu manfaat sunat adalah mengurangi risiko tertular penyakit menular seksual. Lalu, apakah ada batasan usia sunat bagi seorang pria? Di Indonesia sendiri anak laki-laki biasanya disunat pada usia 5-13 tahun. Namun, pria dewasa yang belum sunat masih bisa melakukan sunat. Tidak ada batasan usia untuk melakukan sunat. Prosedur sunat pada pria dewasa pada umumnya sama saja dengan sunat pada anak-anak.
Meski sunat tidak memiliki batasan usia, masih banyak pria yang belum melakukan sunat. kenapa? karena rasa malu atau kurangnya informasi tentang prosedur sunat itu sendiri. Pria dewasa mungkin kesulitan menemukan klinik yang dapat mengerti benturan psikis di dalam diri mereka, tidak jarang masalah-masalah yang menghadang ini mengenyahkan niat mereka untuk bersunat.
SUNAT DEWASA
Ketika seorang pria melakukan sunat, sebenarnya pria tersebut telah menjaga dirinya sendiri dari berbagai penyakit berbahaya. Pada tahun 2007, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan sunat sebagai salah satu cara untuk menurunkan penularan HIV/AIDS.
Virus HIV itu sendiri dapat menyebar lewat penetrasi seks tanpa kondom. Ketika penetrasi terjadi tanpa kondom maka akan ada gesekan langsung antara kulit penis dan dinding vagina (atau anus). Gesekan ini rentan menyebabkan luka lecet.
Luka ini dapat menjadi jalur masuk bagi virus dan bakteri penyebab penyakit. Virus dan bakteri ini berasal dari air mani atau cairan vagina partner seks yang terinfeksi oleh penyakit.
Ketika pria tidak disunat, uap air dapat terjebak antara penis dan kulit kulupnya, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi patogen penyebab penyakit untuk berkembang biak. Selain itu, kulit kulup penis yang tidak disunat, seperti sulit ditarik kembali atau bahkan macet/keset, juga dapat menimbulkan luka sekaligus menjebak virus dan bakteri di sekitarnya.
Pria yang tidak disunat juga lebih mungkin untuk menularkan setiap infeksi yang mereka miliki, termasuk infeksi ragi, infeksi saluran kencing (ISK), dan penyakit kelamin (terutama HPV dan HIV), misalnya herpes genital, bisul genital, chancroid, dan sifilis pada pasangan seksnya.
Pria yang tidak disunat bahkan juga bisa membuat pasangan wanita memiliki risiko penyakit kelamin hingga lima kali lebih tinggi. Termasuk herpes genital, trichomonas vaginalis, bacterial vaginosis, HPV menular seksual (yang menyebabkan kanker serviks), dan mungkin klamidia.