Sunat saat anak masih bayi, memiliki sederet manfaat. Diantaranya, memiliki risiko infeksi luka yang lebih rendah dibandingkan dengan sunat pada anak atau dewasa. Hal ini terutama karena bayi lebih jarang menyentuh luka, sehingga menekan risiko infeksi. Yuk kita bahas, mengapa sunat pada bayi akan menekan risiko infeksi.
Mengapa Risiko Infeksi Lebih Rendah pada Bayi?
1. Minimnya Aktivitas Fisik sehingga Menekan Risiko Infeksi Bayi belum memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi seperti anak-anak yang lebih tua. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam kondisi terbaring atau digendong, sehingga luka sunat tidak banyak tergesek atau terkontaminasi oleh lingkungan sekitar. Selain itu, bayi tidak memiliki kebiasaan menyentuh atau menggaruk luka, yang sering menjadi penyebab infeksi pada anak yang lebih besar.
2. Popok Membantu Menjaga Kebersihan Luka Meskipun penggunaan popok bisa menjadi tantangan dalam menjaga kebersihan, jika dilakukan dengan benar, popok justru membantu melindungi luka sunat dari kontaminasi eksternal. Popok yang bersih dan kering secara rutin memastikan bahwa area sekitar luka tetap steril dan bebas dari bakteri.
3. Lingkungan yang Terkontrol Bayi biasanya berada dalam lingkungan yang lebih terkendali dibandingkan anak-anak yang lebih tua yang sering bermain di luar rumah. Keterbatasan kontak dengan berbagai sumber kuman dan bakteri di luar rumah membantu mengurangi risiko infeksi pada luka sunat. Orang tua juga cenderung lebih hati-hati dalam menjaga kebersihan lingkungan bayi, termasuk tempat tidur dan mainan yang steril.
Kecepatan Penyembuhan Luka pada Bayi
Bayi memiliki kemampuan penyembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Sel-sel kulit mereka lebih aktif dalam proses regenerasi, yang berarti luka sunat dapat sembuh lebih cepat. Proses penyembuhan yang cepat ini juga mengurangi durasi waktu di mana luka rentan terhadap infeksi.
Baca juga: Sunat di Rumah Sebagai Terobosan Sunat Modern
Manfaat Medis dan Kebersihan Jangka Panjang
1. Mencegah Infeksi Saluran Kemih Sunat pada bayi dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih (ISK), terutama pada tahun pertama kehidupan. Kulup yang dihilangkan mengurangi tempat berkembang biaknya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
2. Kemudahan dalam Menjaga Kebersihan Tanpa kulup, menjaga kebersihan alat kelamin menjadi lebih mudah. Orang tua dapat membersihkan area tersebut dengan lebih efisien, mengurangi risiko penumpukan kotoran dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
Baca juga: Metode Sunat Paling Cepat Sembuh, Mau Tahu Seperti Apa?
Pengalaman Orang Tua dalam Merawat Luka Sunat pada Bayi
Merawat luka sunat pada bayi memang memerlukan perhatian ekstra, tetapi jika dilakukan dengan benar, proses ini tidak sulit. Berikut beberapa tips perawatan yang bisa membantu:
1. Jaga Kebersihan Luka Gantilah popok bayi secara teratur untuk menjaga area sunat tetap kering dan bersih. Gunakan air hangat dan kain lembut untuk membersihkan area sekitar luka, dan hindari penggunaan sabun atau produk kimia yang dapat mengiritasi.
2. Pantau Tanda-Tanda Infeksi Perhatikan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, atau nanah. Jika tanda-tanda ini muncul, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Berikan Kenyamanan pada Bayi Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman untuk menghindari gesekan pada luka. Pastikan bayi tetap dalam posisi yang nyaman untuk mencegah rasa sakit atau ketidaknyamanan.
Baca juga: Proses Sunat Lebih Nyaman dengan Metode Modern Terbaik