Masyarakat Indonesia sampai saat ini masih mempercayai mitos yang beredar, salah satunya adalah mitos sunat laser sakit. Selain mitos sunat laser sakit, ada juga beberapa mitos tentang sunat yang masyarakat percayai. Meskipun sunat ada penjelasannya dalam medis, masyarakat Indonesia masih mempercayai mitos yang beredar dan bahkan ada yang tidak sesuai dengan medis. Apa aja sih mitos yang beredar? Simak artikel ini ya..
Mitos Sunat Jin Hingga Sunat Laser Sakit
1. Sunat jin
Beberapa tahun lalu, sempat beredar berita seorang anak yang disunat jin setelah pulang bermain. Saat ia buang air kecil, muncul rasa nyeri pada penisnya dan terlihat seperti sudah sunat. Sehingga, sang orangtua pun berpikir bahwa sang anak telah disunat jin.
Dalam pandangan medis, istilah “sunat jin” ini terjadi karena adanya gangguan yang menyebabkan kulup penis tertarik ke belakang dan tidak bisa kembali, kemudian membengkak. Kondisi ini disebut sebagai parafimosis.
Parafimosis adalah istilah medis untuk kelainan bentuk penis yang terjadi karena preputium tertarik ke belakang, dan melipat, serta menjerat batang penis. Sehingga tidak bisa lagi menariknya ke depan. Hal inilah yang menyebabkan kepala penis terlihat seolah-olah seperti sudah sunat.
Jika membiarkannya maka dapat mengganggu kesehatan anak. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri, sulit untuk berkemih atau buang air kecil yang berakibat infeksi saluan kemih dan bahkan ada yang tidak dapat bekemih sehingga membutuhkan tindakan ekstra. Tindakan tepat untuk kasus seperti ini adalah segera melakukan sunat agar kulit kulupnya tidak menjepit kepala penis.
2. Sunat mempercepat pertumbuhan anak
Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS pemilik Rumah Sunat dr.Mahdian, pertumbuhan anak tidak ada hubungannya dengan sunat. Anggapan sunat dapat mempercepat pertumbuhan anak kemungkinan terjadi karena, budaya di Indonesia yang umumnya anak lelaki sunat menjelang aqil baligh. Sehingga, kebetulan saat anak selesai sunat dan ia memasuki masa aqil baligh, growth hormone-nya pun sedang tinggi-tingginya. Anak bisa saja lebih banyak makan, tubuhnya lebih cepat besar dan juga tinggi.
Selain itu, pertumbuhan anak bisa terjadi karena faktor genetik dan faktor nutrisi. Faktor genetik merupakan faktor internal yang merupakan bawaan dari sifat orangtua yang diturunkan kepada anak. Misalnya fisik yang sama dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu faktor genetik ini juga akan menurunkan banyak hal lainnya seperti faktor resiko sakit yang dialami orangtua hingga sifat yang mungkin menurun pada anak.
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak dipenuhi maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
3. Sebelum sunat tidak boleh lari-lari
Setiap kali anak akan sunat, para orangtua pasti melarang anak-anaknya untuk berlari-lari yang nantinya akan menyebabkan keluarnya banyak darah pada saat proses sunat. Hal ini tidak bisa dibenarkan. Keluarnya banyak darah biasanya karena si anak terlalu tegang, sehingga memicu jantung lebih cepat dari biasanya. Itulah sebabnya darah keluar banyak.
4. Sunat Laser Sakit
Menurut dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, hal ini bisa terjadi karena teknik sunat tradisional yang tidak memberikan obat bius/anestesi. Teknik sunat zaman dulu masih sulit dan bahkan menggunakan alat-alat tradisional yang tidak sesuai dengan standar medis, masih menggunakan peralatan ala kadarnya. Namun sekarang, tentunya berbeda. Sunat laser sakit? tenang, sebelum tindakan dokter akan memberikan obat bius pada bagian penis sehingga akan terasa “kebas”. Setelah sunatpun dokter akan meresepkan obat antinyeri. Jadi, sebenarnya sunat laser akan minim dari rasa sakit atau nyeri.
Baca Juga: Manakah Alat Sunat Laser Yang Sebenarnya, Optical Maser VS Electric Cauter?
Setelah penjelasan mengenai mitos-mitos sunat yang beredar, harapannya masyarakat Indonesia bisa mengetahui kebenarannya dan tidak begitu saja menelan informasi yang beredar.
