Hidrokel adalah kondisi membengkaknya skrotum akibat adanya penumpukan cairan di dalamnya.
Cairan yang menumpuk sekitar skrotum kemungkinan akibat adanya gangguan pada lapisan jaringan antara skrotum dengan organ perut (usus). Selain itu, penumpukan cairan juga bisa akibat tidak seimbangnya produksi dan penyerapan cairan dalam tubuh.
Hidrokel adalah kondisi yang cukup jarang terjadi. Kasus ini terjadi pada sekitar 10% kelahiran bayi laki-laki. Persentasenya pun semakin menurun pada laki-laki yang beranjak dewasa, yaitu 1 persen.
Kondisi ini umumnya akan hilang dengan sendirinya, terutama setelah bayi berusia 6 hingga 24 bulan. Namun, pada beberapa kasus, penumpukan cairan di sekitar skrotum masih akan menetap hingga bayi tumbuh besar.
Baca Juga: Hidrokel Pada Bayi, Ini Yang Harus Orangtua Perhatikan
Jenis- Jenis Hidrokel
Hidrokel umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, orang yang mengalami kondisi ini mungkin merasa tidak nyaman.
Hidrokel lebih banyak ditemukan pada bayi, bahkan saat bayi masih berada dalam kandungan. Namun, tidak jarang pula laki-laki yang beranjak dewasa mengalami kondisi ini.
Hidrokel dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:
Nonkomunikan
Tipe ini terjadi akibat berlebihannya produksi cairan dan tidak mengimbanginya dengan penyerapan cairan yang cukup.
Komunikan
Jenis ini adalah penumpukan cairan akibat kantong sekitar testis tidak menutup dengan sempurna.
Gejala Hidrokel
Kondisi ini biasanya tidak menyebabkan rasa sakit dan menimbulkan tanda-tanda apapun. Satu-satunya gejala yang bisa terlihat dan terasa adalah adanya pembengkakan pada bagian skrotum laki-laki.
Walaupun tidak menyakitkan, benjolan atau bengkak biasanya mengakibatkan rasa tidak nyaman dan mengganjal pada area skrotum. Pada laki-laki dewasa, mungkin bagian skrotum atau testis akan terasa lebih berat dari biasanya. Dalam beberapa kasus, bagian yang bengkak mungkin terasa lebih berat dan penuh pada pagi hari daripada malam hari.
Jika mengalami hidrokel jenis nonkomunikan,maka ukuran area yang membengkak tidak akan berubah.
Sedangkan tipe komunikan, ukuran skrotum yang membengkak bisa mengecil dan membesar dalam satu hari. Hal ini terjadi jika bagian yang bengkak ditekan, cairan dapat bergerak dan pindah ke bagian perut.
Gejala penyakit ini juga mungkin disertai dengan timbulnya rasa nyeri, muncul kemerahan pada area skrotum, dan bagian bawah penis terasa tertekan. Pembengkakan ini dapat terjadi pada kedua testis. Untuk mengetahui lebih lanjut gejala dari penyakit ini, sebaiknya konsultasi dengan dokter.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
1. Mengalami pembengkakan pada skrotum
Meskipun merasa tidak yakin apakah bengkak pada area skrotum merupakan hidrokel atau bukan, sebaiknya tetap harus memeriksakannya ke dokter. Penting untuk mengetahui apakah ada kemungkinan lain yang dapat menyebabkan selangkangan bengkak.
2. Hidrokel pada bayi tidak menghilang setelah 1 tahun
Jika pembengkakan pada selangkangan bayi tidak menghilang setelah setahun berlalu, atau area yang bengkak terlihat membesar, segera bawa ke dokter.
3. Skrotum terasa sakit
Umumnya, kondisi ini tidak menyebabkan rasa sakit. Jadi, apabila muncul nyeri pada bagian area yang bengkak, sebaiknya mulai waspada dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Rasa sakit bisa jadi akibat dari penyumbatan aliran darah pada bagian testis, atau terdapat masalah kesehatan lainnya.
Apa saja komplikasi yang mungkin saja terjadi?
Sangat jarang ada kasus di mana hidrokel membahayakan kesehatan dan memengaruhi kesuburan penderitanya.
Namun, dalam sedikit kasus, kondisi ini bisa berkaitan dengan adanya masalah pada testis dan berpotensi mengakibatkan komplikasi yang cukup serius, seperti:
1. Infeksi atau tumor
Kemungkinan infeksi atau tumor dapat terjadi pada skrotum atau testis. Selain itu, kondisi ini juga mungkin dapat memengaruhi penurunan produksi atau fungsi sperma.
2. Hernia inguinal
Merupakan kondisi saat sebagian kecil usus masuk ke dalam skrotum. Apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka kondisi ini mungkin dapat membahayakan nyawa penderitanya.
Apa Penyebabnya?
Hidrokel biasanya telah terbentuk sejak bayi belum lahir dan masih berada dalam kandungan. Ketika hampir mendekati waktu kelahiran, testis bayi laki-laki akan turun dari perut menuju skrotum. Skrotum adalah kulit berupa kantung yang akan menahan testis saat turun.
Pada masa perkembangannya, setiap testis yang terbungkus oleh kulit skrotum akan memiliki cairan sekitarnya. Umumnya, kantung ini akan menutup dengan sendirinya dan tubuh akan menyerap cairan tersebut pada tahun pertama setelah bayi lahir.
Namun, dalam beberapa kasus cairan tersebut tetap berada di dalam skrotum hingga akhirnya hidrokel terjadi.
Sampai saat ini, penyebab utama mengapa cairan tersebut tidak terserap belum juga diketahui. Namun, pada orang dewasa, kondisi ini bisa jadi terjadi karena cedera atau operasi pada area selangkangan.
Kemungkinan lainnya adalah adanya radang atau infeksi epididimis atau testis. Dalam kasus yang langka terjadi, hidrokel kemungkinan terjadi bersamaan dengan kanker pada testis atau ginjal bagian kiri. Jenis hidrokel ini dapat terjadi pada semua umur tapi paling umum pada pria berumur lebih dari 40 tahun.
Berikut adalah beberapa penyebab yang mungkin dapat menyebabkan kemunculan hidrokel:
- Cedera skrotum
- Penyumbatan pada pembuluh darah atau sistem saraf
- Infeksi pada skrotum atau testis
- Penyakit atau infeksi menular seksual (IMS)
Apa Saja Faktor Risikonya?
Ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya penumpukan cairan pada skrotum, antara lain:
- Lahir prematur
- Usia
- Menderita infeksi pada skrotum
- Menderita penyakit menular seksual