Ada beberapa mitos dan fakta yang beredar seputar sunat bayi perempuan. Bunda pasti lebih mengetahui tentang sunat laki-laki dibandingkan sunat perempuan. Ternyata bukan hanya anak laki-laki, namun praktik sunat perempuan juga masih dilakukan. Apa saja manfaatnya dan bagaimana prosedurnya? Yuk, kita bahas lebih dalam lagi tentang sunat bayi perempuan berikut ini.
Sampai saat ini, sebagian masyarakat masih percaya pada tradisi untuk sunat perempuan. Selain itu, alasan agama juga menjadi salah satu faktor untuk sunat perempuan di Indonesia.Namun, tentunya hal ini masih menjadi pro dan kontra yang terus bergulir.
World Health Organization (WHO) menyebut sunat perempuan sebagai Female Genital Mutilation (FGM), yang menganggap bahwa praktik sunat perempuan melanggar hak asasi manusia dan melarang untuk melakukan tindakan tersebut. Kementerian Kesehatan juga pernah mengeluarkan peraturan terkait sunat perempuan yang mengungkapkan bahwa sunat perempuan tidak termasuk ke dalam tindakan medis. Namun, karena terjadi pertentangan dalam Permenkes tersebut, akhirnya peraturan tersebut tidak berlaku lagi.
Menurut perspektif Islam
Dalam sudut pandang Islam masih terdapat banyak perbedaan pendapat tentang hukum sunat bagi perempuan.
Menurut beberapa riwayat hadits, hukum sunat bagi laki-laki adalah wajib dan sunnah bagi perempuan. Sunat bisa memberikan kemuliaan pada perempuan.
Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), sunat perempuan dalam perspektif Islam merupakan ibadah yang bersifat makrumah. Namun, ada tata cara tersendiri dalam sunat perempuan, yaitu hanya menggores sedikit saja selaput yang menutupi klitoris, dan bukan memotongnya sehingga bisa berbahaya bagi kesehatan alat kelamin perempuan.
Sunat perempuan dari segi medis
Sebenarnya tidak ada rekomendasi khusus untuk melakukan sunat pada bayi perempuan. Namun, pada kondisi tertentu, terdapat selaput atau prepusium yang menutupi klitoris, sehingga dokter bisa membuka selaput tersebut dengan sedikit sayatan.
Prosedur ini sebenarnya bertujuan untuk alasan kebersihan alat kelamin pada perempuan. Namun, untuk tujuan sunat perempuan belum ada bukti nyata jika memang untuk kesehatan dilihat dari sisi medis.
Risiko sunat bayi perempuan
Sunat bayi perempuan harus dilakukan dengan prosedur yang tepat oleh dokter sunat yang berpengalaman, karena jika terjadi kesalahan bisa sangat berisiko dan berdampak buruk pada bayi.
Risiko yang bisa timbul antara lain pendarahan, peradangan pada alat kelamin, demam, infeksi, hingga gangguan pada saluran kemih.
Dokter akan menyarankan sunat untuk bayi perempuan bila memang memiliki kondisi medis tertentu, seperti adanya selaput seperti kulup yang menutupi klitoris. Oleh karena itu, Bunda perlu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk memastikan apakah sunat bayi perlu atau tidak.
Di balik setiap tindakan sunat tentunya ada manfaat dan juga risiko yang bisa terjadi. Namun, kondisi kesehatan anak harus selalu menjadi prioritas orang tua tentunya. Bunda juga bisa membaca berbagai jurnal atau artikel terkait sunat bayi perempuan.
Jadi, semua tergantung kepada keputusan Bunda apakah akan menyunat bayi kecilnya atau tidak. Keputusan yang bijak pasti akan menentukan masa depan sang buah hati.
Sehat selalu untuk Bunda dan si Kecil ya.